Sistem
Perbankan Syariah
Krisis
ekonomi dunia yang telah berlangsung sejak tahun 2008, telah memukul raksasa
ekonomi dunia, seperti Amerika Serikat dan benua biru, Eropa. Sistem ekonomi
pasar yang diberlakukan telah berimbas kepada rusaknya fundamental ekonomi
negara-negara tersebut. Sistem perdagangan bebas telah menyebabkan
ketidakseimbangan global. Negara-negara orientasi ekspor dan negara pengimpor
tidak memiliki keseimbangan pada neraca perdagangannya. Akibatnya terjadi
defisit neraca berjalan pada beberapa negera. Contohnya adalah negara Paman
Sam, Amerika Serikat. Karena pengembangan sistem ekonomi didominasi oleh sektor
konsumsi sehingga menyebabkan kebutuhan akan barang yang sebagian diproduksi di
luar negeri meningkat. Ada pula sistem devisa bebas, yang mengakibatkan kurs/
nilai tukar mata uang setiap negara berubah-ubah sepanjang waktu. Perubahan
nilai tukar uang telah mendorong inflasi yang berimbas pada kenaikan harga
barang.
Ketidakstabilan
ekonomi di suatu negara terutama dimulai dari sektor finansial/ perbankan, dan
kemudian akan berimbas ke sektor riil. Krisis moneter 1998 sebagai contohnya
disebabkan oleh kejatuhan sektor perbankan. Patut dipahami juga bahwa sektor
keuangan di Indonesia masih terkategori lemah dan sangat dipengaruhi oleh
faktor eksternal dan perkembangan regional. Hal ini jelas tidak menguntungkan
karena berarti ekonomi nasional sangat bergantung terhadap kondisi ekonomi
negara lain. Sistem perbankan di Indonesia yang masih menganut sistem devisa
bebas juga sangat rentan untuk terkena krisis yang dapat muncul tiba-tiba. Bila
melihat besarnya cadangan devisa Indonesia yang saat ini mencapai $ 76 miliar
(sumber : BI), masih menjadi tanda tanya apakah mampu menangkal kemungkinan
munculnya krisis dadakan yang bersifat sistemik.
Diperlukan
sistem lain yang dapat mengatasi berbagai kelemahan sistem keuangan
konvensional yang selama ini berlaku di negara modern seluruh dunia. Sistem
berasaskan keadilan, yang tidak memungkinkan adanya spekulasi sehingga
menimbulkan ketidakpastian. Sistem perbankan syariah menawarkan hal-hal tersebut. Pada prinsipnya
sistem perbankan syariah merupakan sistem yang bernafaskan pada
ajaran islam, yakni sistem perbankan yang tidak mengenal riba. Riba yang
dimaksud adalah sistem bunga yang pada umumnya diberikan oleh bank-bank
konvensional. Sistem perbankan syariah mengutamakan mekanisme bagi hasil
dalam setiap transaksinya.
Ada
beberapa keunggulan yang dimiliki perbankan berbasis syariah,
diantaranya adalah sistem transaksi yang berupa bagi hasil ternyata jauh lebih
menguntungkan bila dibandingkan dengan sistem bunga. Dengan sistem bagi hasil
perbankan terbukti memiliki daya tahan yang kuat terhadap adanya guncangan dari
sistem keuangan global,
Pada
sistem perbankan syariah, tidak dikenal
adanya peminjaman uang secara langsung. Akan tetapi berupa model kerjasama
kemitraaan, seperti diantaranya adalah bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual
beli (murabahah),
dan prinsip sewa (ijarah).
Berikut
adalah komposisi pembiayaan bank syariah dalam kurun waktu tertentu
Dari
berbagai keunggulan tersebut, yang jelas adalah beberapa prinsip yang menjadi
pedoman dan juga keunggulan lain, yakni ; (1) Prinsip keadilan : pembagian
keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama. (2) Prinsip kesetaraan : kesamaan
hak , kewajiban dan tanggung jawab antara pemilik, pengguna dana dan bank
bersangkutan. (3) Prinsip ketentraman : prinsip syariah mengikuti aturan/ hukum islam.
STRATEGI MENINGKATKAN KEUNGGULAAN BANK SYARIAH
Peningkatan
sosialisasi mengenai begitu besar manfaat yang ditawarkan perbankansyariah menjadi kunci, terutama untuk segmen
masyarakat yang beragama islam (muslim). Prinsip perbankan syariah memang bersumber dari islam akan
tetapi berlaku universal. Artinya sistem tata kelola yang ada berdasarkan
hukum-hukum ekonomi versi islam akan tetapi tidak tertutup dan hanya berlaku
untuk umat muslim.
Nilai
pertumbuhan dan aset perbankan syariah menunjukkan kenaikan yang besar. Hal
ini menunjukkan adanya respon positif masyarakat dengan keberadaan bank syariah.
Akan tetapi untuk menjaga kontinuitas pertumbuhan dan meningkatkan antusiasme
masyarakat tentang perbankan syariah , diperlukan upaya yang cerdas.
Misalkan dengan menyisipkan program perbankan syariah di acara-acara bertemakan keagamaan
,contoh : pengajian , tabligh akbar. Tema ekonomi dan perbankan harus secara
kontinu diberikan, sehingga pencerdasan masyarakat dapat terus terlaksana.
Ada
juga dengan menampilkan image atau brand baru, perbankan syariah harus lebih terbuka ke masyarakat dan
benar-benar menunnjukkan nilai/ keunggulannya. Peningkatan sumber daya manusia
menjadi salah satu kuncinya sehingga bank syariah mampu
bersaing dengan bank umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar